Langsung ke konten utama

Kisah Usaha Saya di Majalah Sahabat Edisi Desember 2015

Terima kasih kepada Marini, Sahabat saya. Tiba-tiba pulang dari kampus abis nganterin pesenan ditodong buat wawancara... Sebenernya ada penjabaran untung juga, tapi nggak dicantumin disini ya, karena dia salah persepsi dan lebay nulis nya ehe katanya biar doa. Di majalah tertulis 1,8 juta, nyatanya sih 700-800an dengan kisaran 100-200 rb perminggu. Alhamdulillah nggak apa-apa. moga doa ya mar.

Graduated Shop; Kado Sang Juara Muda
Apa yang terlintas dibenak Anda ketika mendengar kata Graduation? Hal tersebut merupakan sebuah momen besar bagi seseorang ketika berhasil mencapai gelar dalam pendidikannya. Hal itu sungguh sangat membahagiakan. Terlebih jika bisa berbagi kebahagiaan dengan oranglain.

Ingin membuat orang lain senang adalah hal utama yang melatarbelakangi gadis bertubuh tinggi itu untuk membuat sebuah usaha di bidang pendidikan. Ketika wisuda, semua orang akan merasa bahagia. Peluang wisuda tentu tidak disia-siakan oleh Dewi. Banyaknya kesempatan untuk bisa berbisnis, membuatnya terpacu untuk bergerak maju. Maka dari itu, Dewi berkeinginan untuk membuat sesuatu yang bisa menghasilkan income dari hobinya.

Modal 4 Ribu Rupiah
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengembangkan hobi. Salah satunya adalah yang saat ini dilakoni oleh Dewi Sri Tunjungsari. Gadis asal Tangerang ini memiliki hobi mendesain gambar sejak lama. Maka dari itu ia berusaha untuk bisa mengembangkan hobinya itu menjadi sebuah peluang bisnis.

Pada awalnya, ia hanya bermodalkan nekat saja untuk bisa membuka sebuah peluang usaha. Sebagai anak sulung, ia memiliki cita-cita untuk bisa menyekolahkan adiknya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Ia juga berkeinginan untuk hidup mandiri dan tidak menyusahkan orangtua. Maka dari itu, Dewi bertekad untuk membuka sebuah peluang usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

“Graduated Shop adalah sebuah nama yang diplesetkan dari kata graduation. Namun karena graduation terlalu khusus maka dinamakan Graduated Shop. Graduated berasal dari kata Grade dan Education, di mana shop ini khusus bagi yang bertingkat pendidikan seperti sekolah, sarjana, master, doktor, dan sebagainya. Meskipun begitu, Graduated Shop ini juga menjual aneka macar souvenir untuk berbagai kalangan dan acara. Souvenir pernikahan misalnya,” tutur Dewi.

Ia pun mulai aktif mengikuti workshop kewirausahaan di kampus-kampus untuk mencari investor dan menjalin kerjasama dengan para pebisnis lainnya. Dengan semangat dan tak kenal lelah, ia selalu menyempatkan waktu untuk mengurus bisnisnya di tengah aktivitas padatnya sebagai tenaga pendidik.

“Modal awal saya itu dulu Cuma 4000 Rupiah. Modal dulu digunakan untuk menyebar brosur kepada konsumen. Dulu belum punya produk, makanya mencari teman yang mau dititipkan dagangannya kepada saya. Tapi lama-lama saya membuat produk sendiri untuk Toko Graduted saya,” tambahnya.

Kemudian ia berpikir untuk bisa menciptakan sebuah produk sendiri yang bisa ia jual pada tokonya tersebut. Atas kemauan sendiri, akhirnya ia mulai memberanikan diri untuk mendesain gambar-gambar yang kemudian dibuat berbagai produk aneka souvenir yang bernuansa graduated.

Produk yang dijualnya saat ini adalah beraneka macam, mulai dari bingkai 2D, 3D, Scrapbook, Mug Ukir Juara, Boneka Barbie Wisuda, Boneka Bear Wisuda, Bantal Wisuda, Pin, dan masih banyak lagi produk souvenir bernuansa wisuda. Untuk mendapatkan produk-produk tersebut, Dewi tidak sendiri, ia menjalin kerjasama dengan beberapa entrepreneur untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Selain itu, para konsumen bebas menentukan tipe desain sesuai yang diinginkan. Dewi selalu menganggap jika pembeli adalah raja. Maka dari itu kepuasan konsumen menjadi sebuah hal yang amat penting untuk pernah mengaladiutamakan. Sedapat mungkin pesanan konsumen sesuai dengan apa yang diinginkan.

Jatuh Bangun, Itu Sudah Biasa!
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia pasti pernah merasakan yang namanya jatuh bangun dan perjuangan dalam mempertahankan sebuah usaha. Demikian pula yang dialami oleh Dewi. Beberapa kali ia mengalami keterpurukan. Namun semua itu bukanlah hal yang harus disesali. Jika harus menyerah pada keadaan, maka bukan usaha namanya.

“Dalam berbisnis, saya sering dihutangi oleh konsumen jika customer saya itu adalah teman saya sendiri. Itu kadang yang membuat saya merasa sedih. Yah, tapi apa mau dikata, yang penting mereka membayar hutang,” ujarnya sambil tertawa kecil.

Apapun yang dilakukan harus disertai dengan kesabaran serta kerja keras yang sungguh-sungguh. Apabila semua itu dapat dijalankan dengan baik, maka semuanya akan berjalan dengan lancar. Yang penting gigih dan giat terhadap sesuatu yang dijalankan serta fokus.

Segala sesuatu pasti membutuhkan proses serta usaha. Tidak ada yang instan di dunia ini. Semua ada jalannya masing-masing. Nah, untuk mendapatkan sebuah puncak keberhasilan pasti harus melewati jalan yang berliku dan perjuangan yang tidak gampang.

“Saya kan juga menjalin kerjasama dengan beberapa pengusaha lain, khususnya mereka yang juga menyediakan produk graduated. Saya juga sering meminta barang ke mereka. Tapi terkadang barang yang didapatkan tidak sesuai harapan. Ada yang rusak bahkan. Hal itu sangat mengecewakan saya tentunya. Hampir colapse saya dibuatnya. Pusing pala barbie jadinya....” paparnya sambil menirukan gaya pusing.

Namun, semua itu merupakan bumbu-bumbu dalam berbisnis. Kejadian tersebut dapat dijadikan pembelajaran berharga untuk bisa memajukan usahanya itu. Dari situ ia bisa memahami jika berproses menjadi lebih baik itu merupakan sebuah hal yang berharga.

Untuk memasarkan produk-produknya, Dewi memanfaatkan media sosial sebagai aksesnya untuk berjualan. Selain itu juga ia giat menyebar broses dan melakukan endorse ke berbagai pihak untuk mengenalkan produk-produknya. “Hasilnya sih, Alhamdulillah lumayan ya,” tambahnya lagi.

Keuntungan yang didapatnya pun sudah dapat memenuhi kebutuhannya. Ia tak ingin menjadi anak yang merepotkan orangtuanya saja. Walaupun itu berat, ia berusaha untuk bisa menjadi mandiri dan menjadi contoh yang baik bagi adiknya nanti.

“Karena pada dasarnya memang suka, jadi sangat menikmati kegiatan yang saya lakukan ini. Ya bisnis ini. Pesanan tak hanya untuk acara wisuda saja. Souvenir pernikahan, kami juga menyediakanya. Jadi komplit bagi mereka yang membutuhkan. Ini semua sesuai keinginan konsumen saja. “

Usaha yang dilakoni oleh Dewi masih tergolong baru dan baru seumur jagung. Meski demikian, ia tetap bersemangat menjalankan bisnisnya ini. Pesanan yang datang kepadanya hadir setiap minggu, bahkan setiap hari. Itu semua disyukuri Dewi.

Kisaran produk ia jual mulai dari harga Rp 5000 sampai Rp 200.000 bahkan lebih. Tergantung dari pesanan konsumen dan jenis produk yang diinginkan. Dewi sangat senang dengan usahanya ini. Ia berharap suatu hari nanti bisa menjadi seorang pebisnis wanita hebat dari usaha yang baru dirintisnya ini.      *(Mar)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis Film: Relationshit, "Shit" Banget Ini Film!

Director: Hardanius Larobu Writers: Alitt Susanto Stars: Jovial da Lopez, Fandy Chow, Dina Anjani, Natasha Wilona, Bayu Skak, Devina Aurel, Salshabilla Elovii SHIT! Itulah salah satu kata yang menggambarkan film ini. Trailernya saja berhasil membuat penasaran para penonton. Dari mulai kekocakan para tokoh, judul dan temanya yang benar-benar menarik sekali yakni cinta yang kerap membuat anak muda menjadi merasa dunia berjuta rasanya. SHIT! Mungkin inilah salah satu yang sering diucapkan anak muda dengan gaholnya apabila ia terjebak pada cinta yang rumit.. Antara cinta dan benci... Antara cinta dengan yang membahagiakan atau balik dengan mantan. Ya, inilah konflik dalam cerita ini. Jovial da Lopez, yang memerangkan Alit dalam tokoh ini diceritakan mengalami perdebatan hati. Ia tiba-tiba putus dengan Wina dengan suatu alasan. Padahal Wina adalah masa lalunya yang amat indah. Alit sukses menjadi penulis karena Wina. WINA dan hanya WINA. Tentunya bayang-bayang dan se

Menjadi Guru Berprestasi April 2020

Menjadi Teacher Of The Month di Fikar School tempat saya mengajar, adalah sesuatu yang membuat saya bersyukur tiada henti di 2020. Di bulan Desember 2019, saya mendapatkan peringkat teacher of the month December 2019. Di tahun 2020, saya kembali menjadi guru berprestasi di Bulan April 2020. Semoga bisa selalu berprestasi. Aamiin

Pengalaman Menjadi Guru Seni Prakarya di Sekolah dan Organisasi

Menjadi guru seni adalah suatu hal yang menyenangkan bagi saya. Memulai menjadi guru seni pada tahun 2017, kemudian founder mengintipnusantara.org dan graduatedshop membuat saya selalu mengupgrade diri untuk berkreasi. Berikut adalah beberapa karya murid-murid saya ketika saya mengajar.