Langsung ke konten utama

CERPEN ANAK-ANAK: GULALI




Aku menerawang ke awan-awan, langit biru dan terang. Aku ingin sekali terbang kesana, memetik kapas-kapas awan dan memakannya seperti gulali. Pasti rasanya enak sekali.
Gulali? Hmm, aku jadi teringat peristiwa merengek dibelikan gulali.
Waktu itu, aku berjalan-jalan bersama keluargaku. Tepatnya, pada malam hari. Saat itu kami pergi ke pasar malam.
Pasar malam saat itu sangat ramai sekali. Lampu berwarna-warni juga berkelap-kelip di sana-sini. Di tengah kepadatan orang, aku lebih memilih berjalan sendiri. Yups, aku memang pemberani!
Aku berjalan dengan gagahnya dan tiba-tiba aku melihat gulali. “GULALI!”,pekikku dalam hati. Aku menarik tangan seseorang yang ku kira ibuku.
“Ibu… Ibu… aku mau gulali! Belikan! Belikan!”, rengekku sambil merangkul manja pada orang itu.
Tak ada jawaban, aku mulai berteriak dan merengek lagi. “Ibu belikan! “
Aku mulai menaruh tanda tanya besar saat itu, karena tidak ada jawaban lagi dari ibu. ‘Kok ibu diam saja?’, batinku.
Aku pun mendongakkan kepalaku ke samping lalu ke atas, untuk melihat wajah seseorang yang berada disampingku kini.
Oh Tuhan! Dia bukan ibuku! Hmm dia ibu-ibu juga sih, tapi dia bukan ibuku. Aku hanya saying ibuku. Aku hanya ingin ibuku!
Tiba-tiba...
“Tiwi, kamu dimana nak?”, terdengar suara ibuku memanggil, aku harus kesana.
“IBU! TIWI DISINI BU!”, pekikku seraya berhambur ke arah pelukan ibu. Dengan sigap, ibu langsung membalas pelukanku.

‘Mudah-mudahan Ibu tidak tahu apa yang terjadi tadi. Uhh, pasti kalau ibu tahu… aku akan di marahin habis-habisan dan aku akan diejek ibu untuk tidak sok pemberani’, rutukku dalam hati.
Saat itu, detak jantungku seakan berdebar-debar. Dan rasanya, 1001 peri jiwa menyalahkanku. Ahh, tentu saja, aku membela diriku. ‘INI HANYA KETIDAKSENGAJAAN! TAPI AKU MEMANG PEMBERANI KOK!’, ucapku mantap di dalam hati.
Ibu mengajakku untuk beranjak pergi. Ayah telah menjemput di parkiran, katanya. Namun tiba-tiba, HUH! KENAPA IBU-IBU ITU LAGI?!
Ibu-ibu yang tadi berjalan ke arah kami. Aku jadi deg-degan.
“Maaf bu, permisi. Ini, tadi anak ibu minta dibelikan gulali. Hahaha… anak ibu sepertinya tadi mengira kalau saya ibunya. Ini manis…”, ucap ibu itu ke kami. Ia memberiku beberapa gulali berbentuk unik. Ada hati, bintang… Uhh lucunya!
“ Duh, tuh kan… maaf bu merepotkan. Makasih bu atas gulalinya!”, ucap ibu sambil tersenyum pada ibu itu.
“Nggak apa-apa bu. Tadi saya sengaja membelikan gulali untuk anak ibu, saya ingat anak saya. Jadi ya, sekalian saja saya belikan juga untuk anak ibu”
Percakapan itu berakhir. Seusai pembicaraan itu, aku dan ibu langsung pulang.  Di sepanjang perjalanan, aku di nasihati oleh ibu. Aku mendengarkan dengan seksama. Aku juga tidak ingin itu terulang lagi.
Ibu berkata, ‘Nak, kamu memang anak pemberani… tapi kalau di pasar malam hati-hati ya, jangan jalan sendiri. Untung saja, kamu tidak diculik dan hanya tertukar ibu. Kalau kamu diculik kan repot..”
Ayah telah menunggu kami di halaman parkiran pasar malam. Ibu menceritakan apa yang terjadi padaku. Ayah mencubit pipiku lalu meledekku “ Dasar anak ayah, jangan terulang lagi ya nak.”
Aku menggembungkan pipiku lalu menyantap gulali bintang yang kini ada di tanganku. Uhh manisnya!
Inilah pengalaman yang tak terlupakan dan lumayan menggelitik. ‘Hmm, pencinta gulali…gulali…! Ada-ada saja kamu!’, ucapku dalam hati sambil tertawa sendiri.
TAMAT

Cerpen ini dibuat oleh:
Nama: Dewi Sri Tunjungsari
Kelas: 1a
Fak. Tarbiyah dan keguruan.
Pendidikan IPS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis Film: Relationshit, "Shit" Banget Ini Film!

Director: Hardanius Larobu Writers: Alitt Susanto Stars: Jovial da Lopez, Fandy Chow, Dina Anjani, Natasha Wilona, Bayu Skak, Devina Aurel, Salshabilla Elovii SHIT! Itulah salah satu kata yang menggambarkan film ini. Trailernya saja berhasil membuat penasaran para penonton. Dari mulai kekocakan para tokoh, judul dan temanya yang benar-benar menarik sekali yakni cinta yang kerap membuat anak muda menjadi merasa dunia berjuta rasanya. SHIT! Mungkin inilah salah satu yang sering diucapkan anak muda dengan gaholnya apabila ia terjebak pada cinta yang rumit.. Antara cinta dan benci... Antara cinta dengan yang membahagiakan atau balik dengan mantan. Ya, inilah konflik dalam cerita ini. Jovial da Lopez, yang memerangkan Alit dalam tokoh ini diceritakan mengalami perdebatan hati. Ia tiba-tiba putus dengan Wina dengan suatu alasan. Padahal Wina adalah masa lalunya yang amat indah. Alit sukses menjadi penulis karena Wina. WINA dan hanya WINA. Tentunya bayang-bayang dan se

Menjadi Guru Berprestasi April 2020

Menjadi Teacher Of The Month di Fikar School tempat saya mengajar, adalah sesuatu yang membuat saya bersyukur tiada henti di 2020. Di bulan Desember 2019, saya mendapatkan peringkat teacher of the month December 2019. Di tahun 2020, saya kembali menjadi guru berprestasi di Bulan April 2020. Semoga bisa selalu berprestasi. Aamiin

Pengalaman Menjadi Guru Seni Prakarya di Sekolah dan Organisasi

Menjadi guru seni adalah suatu hal yang menyenangkan bagi saya. Memulai menjadi guru seni pada tahun 2017, kemudian founder mengintipnusantara.org dan graduatedshop membuat saya selalu mengupgrade diri untuk berkreasi. Berikut adalah beberapa karya murid-murid saya ketika saya mengajar.